Kolaborasi Apik Muslimat NU dan ‘Aisyiyah di Bandongan Jadi Teladan Nasional

  • Bagikan

Kabupaten Magelang, 12 Oktober 2025 –
Sebuah kolaborasi penuh makna dan semangat kebersamaan terjalin indah antara dua ormas besar perempuan Islam, Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan ‘Aisyiyah Muhammadiyah, dalam kegiatan Workshop Pelestarian Lingkungan Hidup bertema “Membangun Kesadaran Lingkungan dalam Menghadapi Tantangan Pengelolaan Sampah di Era Modern — From Passion to Action.”

Kegiatan inspiratif ini diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bandongan, dan diselenggarakan bersama oleh Muslimat NU dan ‘Aisyiyah Bandongan, bertempat di SMA Muhammadiyah Bandongan, Minggu (12/10).

Dalam sambutannya, Ustadz Anang Partono, Wakil Ketua MUI Kecamatan Bandongan, menyampaikan bahwa sinergi dua ormas besar ini merupakan langkah nyata umat Islam dalam menjaga kelestarian bumi dan memperkuat kesadaran ekologis masyarakat.

“Dari inisiasi kolaborasi di Bandongan ini, kami berharap semangatnya akan menular ke wilayah lain. Perempuan memiliki peran penting dalam membangun budaya bersih dan tangguh lingkungan,” ujar Ustadz Anang penuh optimisme.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Camat Bandongan Broto Wibowo, S.Pd., M.Pd., yang memberikan apresiasi tinggi terhadap sinergi Muslimat NU dan ‘Aisyiyah.

“Bandongan kini berkembang menjadi kecamatan yang maju. Maka otomatis, tantangan pengelolaan sampah juga meningkat. Sudah saatnya kita ubah sampah menjadi berkah,” tutur Camat Broto dalam sambutannya.

Kehadiran Danramil dan Kapolsek Bandongan turut memperkuat dukungan lintas sektor terhadap gerakan bersama menjaga lingkungan hidup.

Tiga Sesi Inspiratif

Kegiatan yang dimulai pukul 10.05 WIB ini diisi oleh tiga sesi utama:

1.“Gaya Hidup Hijau sebagai Implementasi Keimanan”
Disampaikan oleh Ustadz Syaiful Bahri, dengan moderator Siti Nuraini.

2.“From Passion to Action dalam Menciptakan Ekonomi Hijau Berbasis Keluarga” Solusi riil aksi nabung ayam 3 tahun jadi milyader, nabung domba dan nabung pisang untungnya dibantu langsung dari langit .
Oleh Ustadz Rochmad Taufiq, yang menekankan pentingnya peran keluarga dalam membangun ekonomi hijau yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Tanamkan sejak dini agar setiap kita setiap gegerasi bangga menjadi petani, sebab tani artinya Tawakal, Niat , Ibadah. Tambah taufiq saat memberikan paparan materi work shop.

3. “Memantapkan Strategi Kolaborasi antara MUI, Muslimat NU, ‘Aisyiyah, dan Pemerintah”
Disampaikan oleh Uswatun Wulandari, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (PSPKLH) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang.

Dalam paparannya, Uswatun Wulandari menekankan pentingnya implementasi fatwa MUI tentang lingkungan, gerakan eco majelis taklim, pembentukan bank sampah, serta gerakan penanaman pohon di pesantren dan sekolah.

“Silakan pesantren atau sekolah yang ingin melaksanakan program reboisasi mengajukan permohonan bibit ke DLH Kabupaten Magelang,” terangnya.

Antusiasme dan Semangat Sedekah Lingkungan

Antusiasme peserta tampak luar biasa. Banyak ide konkret dan pertanyaan muncul dalam sesi Rencana Tindak Lanjut (RTL). Para peserta, baik dari Muslimat NU maupun ‘Aisyiyah, menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan kegiatan ini sebagai gerakan sedekah lingkungan yang berkelanjutan.

Suasana hangat semakin terasa saat panitia membacakan pantun pembuka:

Sampah selesai di rumah sendiri,
Lingkungan bersih hati pun teduh.
Muslimat dan ‘Aisyiyah bersinergi,
Melestarikan hidup jadi amal sedekah yang utuh.

Kegiatan ditutup pukul 13.30 WIB dengan suasana penuh semangat dan harapan.
Kolaborasi ini bukan sekadar workshop, melainkan gerakan moral bersama menuju Bandongan yang bersih, hijau, dan penuh berkah.

Red/Tim

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *